Sebangun Bulan Hujan
- haloayukp
- Dec 22, 2021
- 2 min read
Kebiasaan menawarkan banyak cerita monoton yang akhirnya memang membentuk sebuah alur
Baik dan buruk yang turut serta, memiliki andil besar menyangkut bahagia dan tidaknya sebuah paras
Seperti itu adanya, ketika akhir tahun sudah terlihat di pertigaan jalan ujung sana, sudah berkemas, siap berangkat

Sayangnya, semerbak wangi ala rotasi siklus pada halaman buku kali ini tidak terasa menguatkan
Justru sedang dalam-dalamnya mencari cara terbentuk lagi, memuai lagi dalam sebidang longgar yang mungkin saja bisa diisi sedemikian
Kiranya bulan lahirku yang sedikit banyak ikut campur dengan kematangan pikiran mengenai; “akhir sebuah tahun, haruslah membahagiakan”
Nyatanya, malam ini aku diketuk oleh persepsi sendiri untuk bangun ke dunia sesungguhnya dan mengamini bahwa itu tak terjadi
Biasanya, bulan hujan adalah waktu paling tidak bersalah untuk jatuh hati
Biasanya, bulan hujan menjadi pengatur laku paling tidak sengaja yang untuk orang-orang sepertiku-nantikan
musabab dibantunya aku oleh ketidaksengajaan itu dalam mengupayakan keberuntungan
Biasanya, gurau di sana-sini menjadi komoditi diri dalam mengimbangi senang dan turut terlibat bersenang
Biasanya, luasnya minda bekerja sama dengan baik menghasilkan tutur kata apik dan lelaku tepat demi menebar kenan
Biasanya, satu-satunya pisah yang tidak kutangisi, ya, berpisah dengan tahun ini ke tahun itu
Biasanya, tak payah sepadat dan sesulit apa pun urusan, rasanya selalu termaafkan
Biasanya, ada saja sosok yang “memperburuk” garis senyum di wajah
Biasanya, aku punya rumah, pun aku adalah sebuah rumah
Dampak buruknya adalah, aku manusia
Manusia ini masih berkeyakinan bahwa ada kuasa di luar sana yang bisa membuat semuanya terjadi dan tidak
Jadi saja aku berharap lagi
Jadi saja aku tahu
Segera setelah itu, aku berhenti menyangkal bahwa memang pikiranku terhitung dangkal
Bermanis-manis pikir di tengah onar perihal hidup, adalah tidak sepenuhnya benar bias jadinya, sukar membedakan mana itu ikhlas dan mana itu menampik
Berkuat mengangkat dagu tepat di bawah ragu
Ya, aku tahu, ternyata aku belum cukup beruntung kali ini
Tahun ini terasa begitu asing, aku bahkan tidak sanggup memberinya lagi kesempatan walau hanya untuk dua bulan
Tapi tak apa, setidaknya kau yang membaca ini, bisa mendengarkan, bukan?
Sebangun ihwal bestari, nyatanya baru cukup sebatas kalam rindu baik, yang baiknya masih harus dirindukan
sedikit membual pada tiga kalimat sebelumnya, sejujurnya aku masih menaruh harap kecut pada bulan hujan yang ini
Menurun drastis memang skala harap-harap cemasku
Maklum, setelah semua yang terjadi, aku tak lagi mahir dalam berangan-angan
Namun, ya itu, kejutan-kejutan kecil yang tidak tahu arahnya ke mana masih berhasil membuat penasaran
Jadi, ya, aku coba ikuti lagi
Setidaknya, terima kasih bulan hujan
Aku masih diberi hasrat ini
Aku masih diperdengarkan hangatnya gemericik riang untuk membedakan mana yang jatuh duluan
Mari, lihat, apa yang selanjutnya akan kutuliskan di akhir bulan hujan
31121
ayo khawatir bersama!
Comentarios